berdamai dengan diri sendiri

banyak hal-hal kecil yang dapat dipelajari dari kehidupan sehari-hari ini, salah satunya berdamai dengan diri sendiri. Hal kecil yang pembelajaran diri untuk menjadi dewasa. Padahal, dewasa pun belum tentu mampu untuk melakukannya.

aku. berusaha berdamai dengan diri sendiri. berdamai dengan semua gejolak yang ada. awalnya, semua orang pasti memiliki fase denial (penolakan) nya masing-masing. ya menolak aja, masih gak terima keadaan yang dihadapi.

banyak banget masalah kecil yang ada selama #dirumahaja. ketika saat ini, saat di rumah, tempat yang selalu aku rindukan, not feel like home :)

awalnya, menolak banget. apalagi semenjak ada pergejolakan kecil antara  hati, diri, dan orang tua sendiri. gejolak pendapat kecil, yang selalu aku anggap besar (mungkin karena aku berada di tahap remaja, yang emosinya belum stabil). sehingga aku merasa hambar banget dalam menjalani hari, berkutat di depan laptop, kuliah daring, bantu-bantu sedikit, makan, bersih diri, ke kamar lagi, dan di kamar terus hingga mampus. gak gak. bercanda.

banyak hal sih yang akhir-akhir ini mengganggu pikiran, gak hanya masalah di rumah. masalah hati yang gak tau untuk siapa, yang selalu saja sedih karena hal kecil dan "seseorang".

hal lainnya yaitu merasa gagal menjadi diri sendiri. ngerasain kok gak maju-maju, terlampau jauh dari yang lain, terengah-engah mengejar sesuatu. hilang tujuan. hilang niat awal. semua pondasi kegigihan yang mulai runtuh. merasa capek, apa sih yang mau dituju? apa yang mau dikejar?

tapi, di sisi lain, di balik ke-overthinking-an itu, secara gak langsung aku mencoba untuk berdamai sama diriku sendiri. berusaha mengelola emosiku. berusaha belajar dari diri sendiri dan orang sekitar. 

dan dari masalah-masalah itu, banyak yang aku pelajari, aku teliti, aku berusaha pahami. 


Sedikit pelajaran tersebut yaitu, 

Belajar memahami orang tua dan keluarga sendiri. berusaha lebih menerima, dan yakin, apa yang mereka berikan, katakan, sarankan, itu yang terbaik bagi mereka yang mungkin aku anggap bukan yang terbaik.  mereka dan aku, sama-sama belajar. orang tua juga pasti selalu belajar untuk menjadi orang tua yang baik, dan aku, sebagai anak juga belajar untuk menjadi anak yang baik. walaupun mungkin aku dan mereka belum bisa menjadi yang terbaik di hadapan masing-masing, seperti yang diharapkan masing-masing. tapi, selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik adalah ketulusan yang harus dipahami. Sehingga, dari sini aku sadar. Gak baik terlalu menentang dan membenci suatu keputusan, bukannya kita udah diajarin untuk menghargai sesuatu? mungkin gak semuanya bisa kita jalani, tapi setidaknya kita menerima itu dan memahami mengapa mereka melakukan itu. 


Kemudian, belajar memahami diri sendiri. berusaha untuk memaafkan diri sendiri. memaafkan atas ketidakcapaian atas target diri. sadar, bahwa manusia punya kelebihan dan kekurangan. yang kita perluin, evaluasi masing-masing. dan, mungkin satu hal yang perlu diingat yaitu niat awal dari segalanya. mungkin, ini yang masih aku cari dan tekankan ke diri aku sendiri. setidaknya, dengan niat yang benar dan ridho-Nya. penerimaan atas kegagalan dan segala yang terjadi itu akan datang. dan hilang arah itu gak akan terjadi.


dan untuk yang terakhir, masalah hati. ada kata-kata dari kak Chintara Audyna. 
Kalau kita mencintai seseorang, kita punya energi baik yang banyak dari cinta tersebut. meski seseorang yang kita cintai tidak sama perasaannya dengan kta, itu tidak masalah. karena, perasaan bukanlah sebuah persamaan, kan?


intinya dilegowokan saja, toh, Allah yang maha mengetahui isi hati dan maha membolak-balikkan hati seseorang. 

Haha.

Mungkin, ini sedikit ocehan malam saya, sembari mengerjakan tugas mencari referensi jurnal untuk Small Group Discussion yang melelahkan dan membuat saya tertidur berkali-kali di depan laptop. 

Okei. Sebagai penutup, mau bilang aja. semua orang punya cara berdamai dengan dirinnya masing-masing. bergejolak sama diri sendiri wajar. sedih wajar. kesaal wajar. tapi, jangan sampe kurang ajar hehe. intinya, kamu gak baik-baik aja itu gapapa. tapi inget, jangan lupa untuk kembali menjadi baik-baik aja. sebenarny masih banyak di luar sana yang lebih gak baik-baik aja daripada kita.

ngomong apasih aku. gak jelas ya, maaf :)

oke. sebenarnya, aku tahu inti dari permasalahan hidup ini adalah kurang dekatnya sama yang diatas. Mungkin sudah dekat, tapi kurang merekat. Atau mungkin, itu bukti sayangnya Dia kepada kita makhluk kecil yang banyak dosanya ini. Ntahlah, yang penting dari masalah-masalah hidup ini, pasti ada hikmahnya dan jangan lupa minta bantuan sama pemilik bumi, Allah :) 

Sekian, terima kasih bagi yang sudah membaca, terima kasih kepada orang-orang yang menerima saya, terima kasih kepada orang-orang yang senantiasa menasihati  saya,orang-orang yang selalu tertawa dan membuat saya bahagia. dan terima kasih untuk kalian yang selalu berusaha untuk bahagia! :)




Komentar

  1. Halo farah, aku suka banget tulisan kamu. Nyaman banget dibaca alias ngalir abiss. Paragraf tentang mengejar sesuatu ngena banget! Yup bener banget, kenapa kita mesti terengah-engah untuk mengejar sesuatu? Kalau kita bisa dengan nyaman berjalan sesuai tempo. Setiap orang memiliki tempo masing-masing Farah. Tidak perlu dipaksakan untuk menyamakan tempo jika akhirnya membuatmu lelah, karena hasilnya pun tidak sebaik saat kamu dalam tempo yang nyaman. Seperti katamu, berdamai dengan diri sendiri.

    Gapapa kalau berada di belakang mereka, toh nanti tujuannya sama. Asal dengan tempomu kamu yakin mampu sampai tujuan, lakukanlah dengan nyaman! Kalau dirasa kurang, bisa dilatih secara perlahan ya Farah! Biar nggak ngos ngosan wkkwk.

    Semangat terus Farah, kamu pasti bisa!! Semangat berkutat dengan tugas-tugas, nikmati saja sibuknya sekarang, sebentar lagi fase gabut akan tiba!! Terus berkarya ya!!

    -kangtipo yang kali ini gatipo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huwaa terima kasih telah singgah, terharu banget. Semangat jugaa buat kamu. Semoga doanya balik juga, aamiin.

      Hapus
  2. Dinikmati aja yaa proses pendewasaan dirinya... Berdamai dengan diri sendiri tuh terkadang diperlukan, semangat terus Farah !! Yuk collabs wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk menikmati proses pendewasaan diri, semangat teruuuus! yuklah kapan-kapan kolaborasi wkwk

      Hapus

Posting Komentar