Cah Ma'had's Story || Klimaks selama ini

       Udah lama gak ngisi disini, tenggelam dalam hiruk pikuk kesibukan sekolah dan baru inget, apa kabar blog ini? sepertinya sudah sangat lusuh. Lama tak dijenguk. Oh iya, ini hari-hari terakhirku berada di ma'had, cepat sekali ya.
       Dulu berencana untuk aktif menulis disini, menuangkan keluh kesah, berbagi cerita, tapi rupanya semua hanya wacana, duh. Padahal aku sudah menyiapkan buku untuk menuliskan pengalaman-pengalaman yang mengesankan saat menginjakkan kaki disini.Ah, pada akhirnya, buku yang tadinya aku buat untuk nulis cerita yang akan diposting beralih profesi menjadi wadah curhat, semuanya sudah basah oleh cerita-ceritaku yang alurnya itu-itu aja.
        Dua tahun di sekolah itu gak terasa, serius. Sebenarnya, aku disini mengalami fase-fase yang ekstrim, gak kayak di sekolahku dulu, lebih kayak halilintar menurutku. Sekolah, mahad disini banyak kenangannya? banyak, banget. Ya, pengalamannya campur aduk, ada seneng, ada sedih. Tapi dijalaninya baik-baik aja kok, seru.
         Yang aku rasakan, disini perjuangan sangat terasa. Berjuang apa aja? ya dari untuk pelajaran maupun pertemanan itu sendiri, terutama untuk aku yang sangat susah menerima orang baru, dan juga kenyataan sebenarnya sih :') Kalian tau? disini aku banyak belajar tentang sebuah perjuangan, belajar bagaimana belajar itu seharusnya. Belajar bagi waktu untuk organisasi saat kelas 10 dulu. Belajar cara memahami orang. Dan belajar untuk ujian besok sampe tengah malam bahkan sampe gak tidur. Belajar untuk bisa jalan-jalan di malang tanpa izin dan juga tanpa berbohong ( yang ini mungkin tidak patut untuk ditiru )
          Awalnya, aku sangat benci tempat ini, benci malang, karena aku benci sendiri. Aku selalu merasa, aku ini beda, aku gak akan pernah sama dengan kalian-kalian semua disini. Ah, sangat drama sebenarnya, ancene arek tk mendadak jadi sma, raga tk jiwa tk sekolah sma. Eh, tapi lama-lama, bisa nerima juga, walau awalnya terpaksa dan tujuan awal masuk aksel ialah biar cepet lulus dari mahad maupun sekolah, gak betah. Eh, ujung-ujungnya mau pisah sedih juga, manusia. Sebenarnya, di mana pun kita berada, baik di tempat terpencil ataupun minoritas pun, kita akan baik-baik saja, gak ada yang buruk. Kita hanya perlu membuka mata, oh iya hati juga. Walaupun sendiri, tapi kita mencoba untuk tidak sendirian biar gak sepi-sepi banget lah hidup ini. Kadang, aku juga gak bisa nerima kenyataan. Kok aku beda dengan yang lain sih? kok mereka gak pernah ngertiin aku? kok mereka gak pernah merhatiin aku? jalan pikiran kita kok selalu kontras? aku ngalami itu berkali-kali, sering banget. Tapi, dari situ aku bisa belajar, bagaimana aku saja yang mencoba untuk mengerti, memahami, gak ada salahnya juga untuk menurunkan tingkat keegoisan, iya bukan? aku belajar memandang dari sudut pandang lain. Belajar untuk memahami dan memperhatikan orang lain. Belajar untuk menembus benteng egoku. Belajar untuk melepaskan dan menerima kenyataan.
            Lambat laun, aku bisa beradaptasi disini, dengan segala perbedaan. Perbedaan pikiran dan sudut pandang itu hal yang biasa, dan itu memang harus kita hadapi. Ternyata yang kita butuh disini cuma ikhlas menerima dan melepaskan segala sesuatu. "Ketika ekspektasi ditaruh di raga lain, kecewa sering jadi teman". Itu suatu kutipan dari kak Chella, yang menyadarkan bahwa itu salah satu pemicu sedihnya galaunya anak kecil ini. Dan anak kecil ini belajar untuk dewasa selalu. Sebenarnya, aku memang gak dewasa itu, bahkan cenderung kanak-kanak disini.  Tapi, terima kasih, untuk teman-teman, mbak-mbak, yang telah mengajarkan dan menginspirasi aku selama 2 tahun ini, yang secara gak langsung baik kalian sadar maupun tidak udah membantu untuk semakin dewasa, hehe. Terima kasih untuk orang-orang yang sudah menemaniku bercerita kala malam tiba, berangan-angan sebelum tidur, dan menyediakan pundaknya saat aku menangis. Terima kasih untuk orang-orang yang telah membuat hidupku kayak halilintar dan menambah warna ku baik cerah maupun kelam. Dan, terima kasih atas segala kenangan yang ada, yang selalu membisikkan bahwa semua akan indah pada waktunya.

Terakhir, hidup itu gak seru kalo datar aja. Terima kasih atas lika-likunya yang indah!

Malang, 29 April 2019





Komentar

  1. Aku bakal kangennn kaliann semuaaaaaaa selama 2 taunn iniiπŸ˜’πŸ˜’πŸ˜’πŸ’›πŸ’›πŸ’›πŸ’›

    BalasHapus
  2. Huhu misss kaliannn parah2222😭😭😭😭😭

    BalasHapus

Posting Komentar