Ridho Allah, Ridho Orang Tua

Kisah ceria tentang aku dan Umi

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum Kawan, Hihihihihihi
         Perawalan blog ini, aku ingin bercerita sesuatu. Tentang pengalamanku dalam meraih cita-cita setinggi mungkin:))) Untuk yang awal ini, aku akan lebih banyak bercertia tentang aku dan orangtuaku. Let'sGo!!!!

        Hihihihiww, aku, gadis kecil yang akan menuju dunia baru, yaitu dunia putih abu-abu. Umurku hampir 15 tahun. Senang sekali rasanya. Tak lama lagi aku akan dewasa. Sudah cukup banyak pencapaianku selama sekolah 9 tahun ini. Alhamdulillah, selama 9 tahun aku sekolah, nilai-nilaiku bisa memuaskan hati ayah dan umi, aku juga pernah menjuarai beberapa kompetisi walaupun tak sebanyak anak lain seumuranku. Tapi, semua pencapaianku saat ini adalah berkat didikan orang tua dan Ridho mereka. Umi, seorang ibu yang cerewet. Yah wajar sih, rata-rata menurutku 70% ibu di dunia ini cerewet. Sudah tugasnya ya untuk mendidik anak2 yang semasa kecilnya nakal jadi biar gak nakal lagi harus dicerewetin... zzz pendapat macam apa itu. oke back to topic, cerewetnya ibu itu ternyata membawa berkah yah ( baca: cerewet menuju kebaikan). Masih ingat dengan pepatah "Ridho Allah, Ridho Orang Tua"? Nah pepatah itu beneeer banget, dan kini aku sedang merasakannya. Umi selalu mendidik aku dengan keras, dalam artian keras bukan kekerasan fisik ya, tapi gak boleh kemana-mana sembarangan, gak boleh main atau ngumpul sembarangan sama temen apalagi kalau mau ulangan. Dulu, aku rasa itu sepertiiiiiii aku dikurung dalem rumah deh serius:(            Oh iya, aku juga masuk MTs dulu karena disuruh ayah. Padahal, yang aku inginkan itu masuk smp negeri yang favorit karena alhamdulillah nilaiku cukup untuk masuk kesana. Umi sudah janjiin itu sejak kelas 5 sd. Namun, angan-angan itu tak berjalan sepenuhnya. Aku harus merelakan dan melepaskan smp negeri itu, sediiiihh rasanya sampe nangis-nangis. Sampe masuk MTs, awalnya aku cuma 1 kali masuk 3 besar, lainnya nilainya biasa aja. Saat-saat itu, umi selalu menyemangati untuk bisa menggapai prestasi seperti dulu lagi. Eits, tapi bukan menyemangati seperti "Ayo Farah, tingkatkan lagi prestasinya, umi slalu bangga denganmu blablabla.." BUUKAANNNN:( Cara umi berbeda. Dulu, aku ngerasa "Enaknya jadi mereka, disemangati orangtuanya bukan dimarahi, coba aku? Nilai segini masih dimarahi, padahalkan nilai gak menentukan sukses apa ngganya" dan masih banyak gerutu gerutu dalam hati lainnya. Tapi, umi marah bukan berarti gak sayang, umi juga sering beri hadiah kecil jika aku mendapat hasil yang memuaskan walau terkadang aku selalu lupa dengan hal itu jika sudah dimarahi. Hmmm. Aku selalu menuruti apa kata umi dengan alasan takut dimarahi (siapa sih yg gak takut kalo dimarahi oleh ibunya). Tapi dengan begitu, umi juga tak henti2nya berdoa untuk aku, tanpa sepengetahuanku. Shalat Tahajud, Shalat Dhuha, Mengaji dsb. Aku terkadang tak tahu tentang itu. Umi tak pernah bosan melakukan hal itu. Sedangkan itu, ketika ada aku di rumah, umi kembali cerewet untuk menyuruh cepat-cepat makan terus shalat lalu les dan belajar. Itu yang umi suruh tiaapp hari seperti gak ada bosan yah. Di kelas 9 kemarin, aku benar-benar disuruh belajar, tak boleh main sana sini keluyuran. pulang sekolah makan les naik oplet pulang belajar lagi. Yahh, aku merasa itu usaha pada titik puncak aku. kali ini, aku benar-benar tidak berpikir lagi, tidak menolak semua ucapan umi kepadaku, tidak mengeluh, karena aku pikir akan bisa bersenang-senang setelah ujian nanti. Waktu demi waktu berlalu. Aku merasa, perjuangan untuk perang melawan ujian nasional smp telah selesai. Tinggal Berdoa aja sama Allah minta yang terbaik untukku tidak lupa juga dengan ngucapin " Ya Allah, semoga nilai farah tinggi ya Allah biar bisa ngebanggain umi sama ayah karena selama ini farah belum bisa ngebanggain mereka, farah janji farah gak nakal lagi, farah akan nurut sama umi dan ayah" yah mungkin sedikit aneh, namun aku yakin Allah akan dengar doaku. Setelah ikhtiar yang cukup lama hampir sekitar 1 bulan, aku merasa Allah dengar semua keluh kesah dan doaku. Alhamdulillah, nilai ujian murni yang memuaskan dan bisa membanggakan orang tua. Sebelumnya aku khawatir nilai rendah dan kawan-kawan banyak yang tinggi gara-gara banyak kunci jawaban yang beredar:( tapi umi selalu bilang "Jujur itu lebih indah, kalo farah nilai ujian tinggi tapi pake kunci umi gak akan bangga. Hasil UN ini merupakan usaha farah. Allah tau yang terbaik untuk farah asalkan farah jujur selalu berusaha dan selalu berdoa" Kata-kata umi emang manjurrr. Dan benar, jika kita berusaha untuk berbakti kepada orangtua, menghormatinya serta menuruti nasihat-nasihatnya, insyaallah kita akan mendapat hasil dari usaha kita. Hasil yang baik terutama. Mereka marah bukan berarti gak sayang loh Hihi. Dulu awalnya sempat kesal dengan kata2 orang tua marah bukan berarti gak sayang. Sebel, karena kenapa sih harus marah2 kalo bicara baik2 itu bisa didengar. Yah, karena kadang2 kalo kita sebagai anak terlalu dibaikin, kita biasanya suka ngeyel, gak mau berubah dan pasti bilangnya "Ah, ibu dan ayah gak akan marah ini". Nah itu dia, kalo kita dibaikin terus gak akan bisa berpikir, mau nya nyantai terus dan gak maju maju dong. Mungkin itu beberapa alasan orang tua kita yang kadang2 marahin kita apalagi kalo nilai jelek dan apalagiiiiii kalo kita malas-malas dirumah hehehehe pasti kena semprotttt. Untuk itu, sudah sepatutnya kita menuruti apa perkataan orang tua, inget ya didengarkan jangan dibantah. Dengerinn aja, gak susah kan? Oh iya jangan sekali-kali kita melangga omongannya yah kalo melakukan sesuatu. Ingat Ridha Allah Ridha Orang tua, jadi kalo kalian ngelanggar perintahnya dan orang tua tak meridhai, ingat Allah juga gak akan meridhai. Kan ngeriii nanti ada sesuatu yang buruk akan terjadi pula kann hiiii. Naudzubillah. Semoga kita selalu berada dalam Ridha Allah dan Ridha Orang tua ya kawan... aamiin. Ayo kita berusaha untuk menjadi generasi cerdas yang Sholeh dan Sholehaah!!!!!!! Tetap semangat ya kawan, banggain kedua orang tuamu. Jangan kecewain mereke, lakukan yang terbaik karena kelak kamu akan merasakan hasil-hasil dari jerih payahmu (terutama makin disayang orang tua hihihihi...)









Oh iya, doain farah biar betah di sekolah baru ya, biar betah tinggal di asrama karena asrama itu jauh dari orang tua dan akan kangen sama omelan umi dan marahnya ayah *eh maksudnya bakal kangen dengan kasih saayang mereka yang sangat tulus (bukan tulus penyanyi yah!)
doain farah juga bias bisa berprestasi disana!!!! dan tentunya bisa banggain umi,ayah, mas assis dan mas wildan hehehehe. ini kisah yang diceritain gak seberapa banyak dengan pengalaman asli yang aku alami karena gak bisa nulis semuanya, ini aja nulisnya sekitar 2 hari karena terpotong bantu umi di dapur sih hihihi, tapi semoga bermanfaat yaa, maaf jika kata-kata sedikit lebai karena aslinya emang lebaaaiiiiii. nantikan postingan selanjutnya! Jangan lupa baca quran, ini bulan ramadhan pahalanya sangat melimpah loh, bantu ibumu juga selagi kalian bisa membantu (baca: waktu luang) sebelum kalian sibuk dengan tugas sekolah nantinya hehe, semangat puasa ya! 

Komentar

  1. Balasan
    1. Tadak lahh:((( mencoba hal baru taz! Hihi

      Hapus
    2. Tadak lahh:((( mencoba hal baru taz! Hihi

      Hapus
  2. Good luck ya farah d asramanya doain juga aku betah d sekolah aku nanti v:

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, goodluck asramanya taz, betah2 disana yea ntar ketemuan😉

      Hapus
    2. Aamiin, goodluck asramanya taz, betah2 disana yea ntar ketemuan😉

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar