Tentang Menulis Diary dan Merawat Ingatan

Tentang diary (mungkin sekarang bahasa kerennya “journalling” walau aslinya tetep beda)

Salah satu kebiasaan yang suka aku lakukan adalah menulis diary. Dulu, mulai menulis diary itu saat jadi anak asrama. Diary adalah salah satu cara untuk berkomunikasi dengan diri sendiri (mungkin juga bisa dengan orang lain).

Buku ini biasa, isinya curhatan remaja labil yang belum bisa beradaptasi dengan dunia asrama dan seolah-olah menjadi anak paling tersakiti sedunia🤣

Ketika kutelisik kembali, ternyata ada hal yang bisa aku pelajari dari menulis diary yaitu aku bisa mengenal diriku sendiri. Aku bisa tau seberapa berkembang pola pikirku dari masa lalu. Kadang bacanya itu penuh haru, kadang juga geli kenapa bisa nulis kayak gini. Tapi itu bisa jadi bukti bahwa ada yang berubah dari diri kita di masa lalu dan kini.

Selain itu, kadang kita saling menulis di diary satu sama lain. Emang agak kuno, tapi ternyata berkesan sekali. Seolah-olah pesan-pesan itu ditulis dari masa lalu sebagai pengingat juga untuk saat ini.


Tulisan pertamaku di diary (lagi galau ga betah di Malang, padahal sekarang betah banget🙏)

Masa pencarian diri walau sekarang juga masih belum ada titik temu


Tulisan dari kakak-kakak tersayang yang nasihatnya tidak kadaluwarsa sampai sekarang
Tulisan dariku dan untukku akhir-akhir ini

Walaupun sudah jarang, tapi menulis diary menjadi salah satu kegiatan favoritku untuk merekam jejak memori. Ketika kenangan itu tidak bisa tertangkap dalam kamera, ia bisa tetap abadi dalam rangkaian tulisan.

Komentar